Tugas Terstruktur 07

 

Rencana Operasional dan Prosedur Pengendalian Mutu Usaha Keripik Pisang “RasaNusantara”


1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Industri makanan ringan di Indonesia terus berkembang pesat, terutama produk olahan lokal yang menggunakan bahan baku alami dan mudah diperoleh. Salah satunya adalah keripik pisang, camilan populer di berbagai kalangan masyarakat.
Usaha RasaNusantara hadir dengan inovasi rasa dan kemasan modern untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional.

1.2 Tujuan Rencana Operasional

Tujuan utama penyusunan rencana ini adalah:

  1. Menetapkan sistem operasional usaha yang efisien dan realistis.

  2. Menyusun prosedur pengendalian mutu yang menjamin konsistensi kualitas produk.

  3. Membangun fondasi sistem manajemen produksi berbasis PDCA dan prinsip Kaizen.


2. Deskripsi Produk dan Proses Produksi

2.1 Deskripsi Produk

Produk utama adalah Keripik Pisang RasaNusantara, tersedia dalam beberapa varian:

  • Rasa original manis, cokelat, dan balado.

  • Kemasan 100 gram dan 250 gram.
    Keunggulan produk:

  • Menggunakan pisang kepok pilihan dari petani lokal.

  • Tanpa pengawet dan pewarna buatan.

  • Dikemas modern dengan desain menarik dan higienis.

2.2 Tahapan Proses Produksi

NoTahapan ProduksiDeskripsi Kegiatan
1Sortasi bahan bakuPisang diseleksi untuk memastikan ukuran dan kematangan seragam.
2Pengupasan & perajanganPisang dikupas dan diiris tipis menggunakan mesin slicer.
3PerendamanIrisan direndam dalam larutan garam dan kapur sirih untuk kerenyahan.
4PenggorenganDigoreng dalam minyak bersuhu 160–170°C selama 3–5 menit.
5Penirisan & pendinginanMinyak berlebih ditiriskan, lalu produk didinginkan.
6Pemberian bumbu & pengemasanDiberi rasa, ditimbang, dan dikemas dalam plastik foil kedap udara.

3. Perencanaan Kapasitas dan Jadwal Produksi

3.1 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi harian:

  • Bahan baku: 100 kg pisang kepok/hari

  • Hasil jadi: ±80 kg keripik (800 bungkus @100 gram)

3.2 Jadwal Produksi

HariTarget ProduksiTenaga KerjaJam Operasional
Senin–Sabtu800 bungkus6 orang08.00–16.00 WIB

4. Alokasi Sumber Daya

Sumber DayaKebutuhanKeterangan
Tenaga kerja6 orang2 produksi, 2 pengemasan, 1 QC, 1 logistik
Bahan baku utamaPisang kepok 100 kg/hariDibeli dari petani lokal
Bahan penunjangMinyak goreng, garam, bumbu, plastik kemasanDibeli mingguan
Peralatan utamaMesin pengiris, penggorengan, sealer, timbangan digitalDitempatkan di ruang produksi
Fasilitas pendukungGudang, ruang QC, ruang pengemasanDisusun sesuai layout produksi

5. Layout Fasilitas dan Alur Kerja

Alur Produksi (Flowchart):
Bahan Baku → Sortasi → Pengupasan → Pengirisan → Perendaman → Penggorengan → Penirisan → Pendinginan → Pemberian Bumbu → Pengemasan → Penyimpanan → Distribusi

Layout Sederhana:

Gudang BahanArea ProduksiArea PendinginanArea PengemasanGudang Produk Jadi

Desain layout dibuat linear untuk menghindari alur silang dan menjaga efisiensi waktu serta kebersihan.


6. Estimasi Biaya Operasional

Komponen
Biaya/Bulan (Rp)
Bahan baku (pisang, bumbu, minyak)
8.000.000
Gaji tenaga kerja
9.000.000
Listrik dan air
1.500.000
Kemasan
2.500.000
Transportasi dan distribusi
1.000.000
Total
22.000.000

Waktu siklus produksi (1 batch) = ±5 jam dari bahan mentah hingga produk siap kemas.


7. Prosedur Pengendalian Mutu (Quality Control)

7.1 Standar Kualitas Produk

  • Warna: Kuning keemasan seragam.

  • Tekstur: Renyah dan tidak berminyak.

  • Rasa: Sesuai varian dan tanpa rasa gosong.

  • Kebersihan: Bebas dari benda asing dan kotoran.

  • Kemasan: Tertutup rapat tanpa kebocoran.

7.2 Tahapan Inspeksi dan Pengujian

Tahap Produksi
Metode QC
Frekuensi
Sortasi bahan baku
Visual & ukuran
Setiap penerimaan
Penggorengan
Suhu & waktu
Tiap batch
Pengemasan
Uji kebocoran & berat netto
Setiap 50 bungkus
Produk akhir
Uji organoleptik (warna, rasa, aroma)
Harian

8. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Cacat

Semua hasil inspeksi dicatat dalam Form QC Harian yang mencakup:

  • Tanggal produksi

  • Nama petugas

  • Jumlah produk cacat

  • Jenis cacat (warna, rasa, kemasan)

  • Tindakan korektif
    Data QC disimpan secara digital menggunakan Google Sheets untuk memudahkan pelacakan tren cacat.


9. Tindakan Korektif dan Preventif (PDCA Framework)

Tahap
Kegiatan
Plan
Menentukan target mutu dan SOP produksi
Do
Melaksanakan proses sesuai SOP
Check
Memeriksa hasil produksi melalui inspeksi QC
Act
Melakukan perbaikan proses (contoh: ubah waktu penggorengan, pelatihan ulang operator)

Pendekatan Kaizen diterapkan dengan evaluasi mutu mingguan dan rapat perbaikan berkelanjutan.


10. Peran Tim QC dan Pelatihan Karyawan

  • Tim QC: Bertanggung jawab atas inspeksi bahan baku, proses, dan produk akhir.

  • Pelatihan Karyawan:

    • Higienitas kerja dan sanitasi makanan

    • Standar mutu produk

    • Penggunaan peralatan produksi dengan aman

    • Pelaporan cacat dan perbaikan proses


11. Kesimpulan

Rencana operasional RasaNusantara dirancang agar efisien, realistis, dan sesuai dengan prinsip manajemen produksi.
Sistem pengendalian mutu yang diterapkan mampu menjaga konsistensi produk dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Dengan penerapan PDCA dan Kaizen, usaha ini diharapkan dapat tumbuh berkelanjutan dan memenuhi standar mutu industri makanan ringan.


Daftar Pustaka

  • Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2020). Operations Management. Pearson.

  • Pyzdek, T., & Keller, P. (2018). The Six Sigma Handbook. McGraw-Hill.

  • ISO 9001:2015 – Quality Management Systems.

  • Slack, N., Brandon-Jones, A., & Burgess, N. (2022). Operations Management. Pearson.

  • Gunasekaran, A., et al. (2021). “Smart Manufacturing and Quality Control.” International Journal of Production Economics, 232.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Dampak Era Digital pada Model Bisnis Kewirausahaan Modern

Ride & Wrench

Tugas Terstruktur 04